Spiet Handerson – Hakim Albania Ditembak setelah terdakwa menembak secara brutal di ruang sidang Pengadilan Banding Tirana. Insiden mengejutkan ini terjadi saat persidangan sengketa properti sedang berlangsung, membuat suasana pengadilan berubah menjadi kekacauan.
Hakim Astrit Kalaja dinyatakan meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit setelah terkena tembakan. Dua orang lainnya yang hadir dalam persidangan, seorang ayah dan anak, juga tertembak namun mengalami luka yang tidak mengancam jiwa. Menurut keterangan resmi, keduanya sedang terlibat dalam kasus sengketa properti yang menjadi alasan sidang tersebut digelar.
“Baca Juga: Suriah Resmi Umumkan Hasil Pemilu Pasca Rezim Assad”
Polisi Albania segera bertindak cepat setelah penembakan terjadi. Mereka menangkap seorang pria berusia 30 tahun yang diidentifikasi dengan inisial E. Sh. Media lokal kemudian melaporkan identitas pelaku sebagai Elvis Shkëmbi. Motif penembakan masih dalam penyelidikan, namun dugaan awal mengarah pada konflik pribadi terkait sengketa hukum yang sedang diproses.
Perdana Menteri Edi Rama menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban dan mengecam tindakan kekerasan tersebut. Ia menegaskan perlunya peningkatan keamanan di seluruh pengadilan di Albania. “Agresi kriminal terhadap hakim tersebut membutuhkan tanggapan hukum yang paling ekstrem terhadap pelakunya,” ujar Rama dalam pernyataannya.
Tragedi ini mengguncang sistem peradilan Albania yang kini berada di bawah tekanan publik untuk memperketat pengamanan ruang sidang. Pemerintah berjanji akan meninjau kembali kebijakan kepemilikan senjata ilegal dan memperkuat perlindungan bagi aparat hukum. Kasus ini menjadi pengingat keras bahwa kekerasan terhadap pejabat peradilan adalah ancaman serius terhadap keadilan dan keamanan hukum negara.
Hakim Albania Ditembak, Motif Penembakan Diduga karena Kekalahan Kasus
Tersangka penembakan Hakim Astrit Kalaja di Tirana diduga menembak karena takut kalah dalam kasus sengketa properti yang sedang disidangkan. Menurut laporan BBC yang mengutip media lokal, pelaku, Elvis Shkëmbi, melepaskan tembakan di ruang sidang setelah memperkirakan putusan hakim tidak akan berpihak padanya.
Polisi telah menahan Shkëmbi bersama dua orang lainnya, termasuk pamannya dan seorang petugas keamanan pengadilan. Keduanya diduga memiliki peran dalam memfasilitasi penyerangan tersebut. Aparat kini tengah mendalami sejauh mana keterlibatan mereka dalam aksi penembakan yang menewaskan hakim dan melukai dua pihak lain.
“Baca Juga: Polisi berhasil menangkap Pelaku Penikaman di Johar Baru”
Penembakan terhadap hakim di ruang sidang tergolong langka, meski bukan yang pertama kali terjadi. Sekitar satu dekade lalu, kasus serupa mengguncang Italia ketika seorang hakim di Istana Kehakiman Milan ditembak mati oleh terdakwa dalam kasus kebangkrutan. Insiden itu juga menewaskan seorang pengacara dan terdakwa lain sebelum pelaku akhirnya ditangkap.
Hakim Kalaja dikenal sebagai sosok berpengalaman di dunia hukum Albania. Ia telah berkarier lebih dari 30 tahun, dimulai dari pengadilan distrik hingga akhirnya diangkat menjadi hakim di Pengadilan Banding Tirana pada 2019. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam di kalangan yudisial Albania.
Data pemantau regional yang didukung PBB menunjukkan bahwa Albania mencatat tingkat kekerasan bersenjata tertinggi di kawasan Balkan dalam enam bulan pertama tahun ini. Terdapat 43 kasus senjata api yang terlibat dalam sengketa publik dari total 213 insiden. Meski jumlahnya menurun dibanding tahun lalu, tren ini tetap menjadi peringatan bagi pemerintah untuk memperkuat kontrol kepemilikan senjata dan keamanan di lembaga hukum.




Leave a Reply