Aktivis Malaysia Ceritakan Kekejaman Israel di Tahanan

Aktivis Malaysia Ceritakan Kekejaman Israel di Tahanan

Spiet Handerson – Aktivis Malaysia sekaligus penyanyi asal Malaysia, Heliza Helmi dan Hazwani Helmi, akhirnya tiba dengan selamat di Istanbul, Turki. Mereka merupakan bagian dari misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla yang berangkat menuju Gaza untuk menyalurkan bantuan bagi warga Palestina. Kedatangan mereka disambut hangat oleh tim kemanusiaan dan media setempat setelah melalui pengalaman yang mereka sebut sebagai “teror di lautan”.

Heliza dan Hazwani menceritakan bahwa kapal bantuan yang mereka tumpangi diserang dan ditahan oleh pasukan Israel di tengah perjalanan menuju Gaza. Insiden tersebut terjadi sebelum mereka berhasil menyalurkan bantuan kemanusiaan. Menurut laporan Anadolu Agency, sebuah pesawat yang membawa para aktivis dari armada Flotilla telah mendarat di Bandara Istanbul pada Sabtu. Total 137 orang berada di dalamnya, termasuk 36 warga negara Turki dan 23 warga negara Malaysia.

“Baca Juga: Istri Mantan Wapres Umar Wirahadikusumah Wafat di Usia 95”

Dalam wawancara bersama Anadolu pada Senin (6/10/2025), Hazwani menjelaskan bahwa keikutsertaan mereka bukan sekadar aksi solidaritas, melainkan sebuah tanggung jawab moral dan keagamaan. “Tugas kami sebagai Muslim adalah membantu mereka, dan kami perlu menghentikan blokade serta mengirimkan makanan dan bantuan kepada warga Palestina,” ujar Hazwani. Ia menegaskan, meskipun mendapat perlakuan kejam, semangat mereka untuk terus mendukung perjuangan kemanusiaan di Gaza tidak akan padam.

Misi Global Sumud Flotilla ini menjadi simbol solidaritas internasional terhadap rakyat Palestina yang masih hidup di bawah blokade. Heliza dan Hazwani berharap pengalaman mereka dapat membuka mata dunia tentang kekejaman yang terjadi dan menggerakkan lebih banyak pihak untuk bertindak demi kemanusiaan.

Aktivis Malaysia Heliza dan Hazwani Helmi Ceritakan Derita di Tahanan Israel: Tiga Hari Hanya Minum Air Toilet

Kakak beradik asal Malaysia, Heliza Helmi dan Hazwani Helmi, mengungkap pengalaman mengerikan selama mereka ditahan oleh pasukan Israel. Keduanya merupakan bagian dari misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla yang diserang saat hendak menyalurkan bantuan ke Gaza. Setelah dibebaskan dan tiba di Istanbul, Turki, mereka menceritakan kondisi tidak manusiawi yang dialami di penahanan tersebut

Dalam keterangannya, Hazwani menyebut para tahanan diperlakukan secara brutal tanpa belas kasihan. Ia menggambarkan betapa buruk kondisi mereka selama penahanan. “Dapatkah Anda bayangkan kami minum dari air toilet? Beberapa orang sakit parah, tetapi Israel berkata, ‘Apakah mereka sudah mati? Jika belum, itu bukan masalah saya,’” ujar Hazwani dengan nada getir. Ia menegaskan bahwa pasukan Israel menunjukkan kekejaman yang nyata dan dunia perlu mengetahui kebenaran tersebut.

Sementara itu, Heliza menambahkan bahwa dirinya tidak makan selama tiga hari penuh. “Saya makan terakhir pada 1 Oktober. Hari ini, 4 Oktober, baru saya makan lagi. Jadi selama tiga hari, saya tidak makan — hanya minum dari toilet,” ungkapnya. Kedua aktivis itu menggambarkan bagaimana mereka bertahan dalam kondisi yang sangat keras dan tidak manusiawi.

Meskipun mengalami penderitaan berat, Heliza dan Hazwani tetap menunjukkan keteguhan dan rasa syukur. Mereka menyampaikan terima kasih kepada rakyat Turki atas dukungan dan kepedulian yang diberikan setelah pembebasan mereka. “Kami sangat berterima kasih kepada rakyat Turki. Dukungan Anda membuat kami merasa sangat bahagia,” kata Hazwani. Kedua aktivis itu berharap kesaksian mereka dapat membuka mata dunia tentang pelanggaran kemanusiaan yang masih terjadi di wilayah pendudukan Israel.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *